Sunday, May 29, 2011

Darah Tinggi Dapat Menyerang Siapa Saja

Banyak orang mengira, penyakit darah tinggi hanya menyerang orang
kaya yang suka makan enak di restoran mahal. Padahal, orang awam pun
mempunyai peluang yang sama untuk dijangkiti penyakit tanpa keluhan tersebut.
Sayur hambar tanpa garam, begitulah keluhan para pasien darah tinggi atau
hipertensi saat enjalani diet rendah garam. Banyak yang taat menjalani diet
tersebut. Tapi, tak sedikit yang berhenti di tengah jalan dan kembali ke budaya
lama. Budaya doyan asin memang dipercaya sebagai salah satu penyebab
penyakit darah tinggi. Masalah ini tak hanya merepotkan Indonesia. Di Amerika
Serikat, satu dari sebelas orang yang datang ke dokter kedapatan menderita
hipertensi. Ia telah menjadi penyakit universal yang menyerang tanpa pandang
harta, pangkat, maupun jabatan.
Tubuh manusia sebenarnya hanya butuh kurang dari 5 g garam dapur per hari.
Namun, menu orang kota rata-rata berisi lebih dari 15 g garam. Kelebihan garam
pada orang yang tubuhnya peka garam akan memaksa jantung memompa darah
lebih deras dari biasanya. Jika tensimeter menunjuk batas 140/90, biasanya dokter
langsung memvonis orang menderita hipertensi (bukan asal di atas 120/80, seperti
dikira banyak orang). Tekanan darah antara 120/80 sampai 140/90 digolongkan
sebagai "normal atas", maksudnya belum perlu berkonsultasi dengan dokter untuk
diberi obat. Namun, tetap harus menjaga diri dari makanan yang mengandung
garam berlebihan.
Tekanan darah sendiri berfluktuasi sesuai irama mesin tubuh. Makanan dan hormon
tubuh menentukan naik turunnya tekanan darah dari waktu ke waktu. Sehabis
menyantap sate kambing, minum teh poci, saraf simpati tubuh bisa memicu
naiknya tekanan darah, meski hanya sesaat. Memang, sangat sedikit sekali orang
yang mengalami darah tinggi sadar bahwa dirinya sedang menderita darah tinggi.
Tak heran, jika banyak penderita yang mengabaikan penyakitnya. Karena
umumnya penderita darah tinggi tidak ada keluhan. Walaupun tensinya sudah
mencapai 170/100, dia tetap tidak ada keluhan. Setelah itu, tiba-tiba saja dia stroke
atau terkena serangan jantung, dan semua orang baru bingung.
Tak heran pula, bila darah tinggi ini akan bisa menjadi "pembunuh" nomor satu
pada tahun 2020 nanti jika kita tidak menyadari akan bahayanya. Di banyak
negara, persoalan kardiovaskuler telah menjadi persoalan yang sangat serius.
Darah tinggi berkait erat dengan problem gaya hidup dan kebiasaan hidup.
Hipertensi, kebiasaan merokok, jarang melakukan olahraga, obesitas (kegemukan),
dan kolesterol tinggi adalah penyebab penyakit kardiovaskuler.
Penyebab darah tinggi lainnya bisa dikarenakan faktor keturunan. Sehingga, suka
asin atau tidak, jika seseorang punya bakat hipertensi, niscaya terserang juga. Tak
heran, bila sebagian besar penderita hipertensi turunan ini harus rajin minum obat
seumur hidup. Hipertensi juga dapat menjadi petanda ketidakberesan organ tubuh
(ginjal, anak ginjal, atau kelenjar gondok). Begitu organ yang sakit diobati, darah
tingginya sembuh sendiri. Di samping itu, para dokter juga setuju menggolongkan
hipertensi sebagai penyakit kultur. Pada komunitas suku Indian dan orang kutub
yang tak tersentuh McDonaldization, misalnya, tekanan darah tingginya normal.
Tidak ada pasien darah tinggi sekalipun. Tapi, persoalannya jadi lain jika mereka
pindah ke kota. Pizza, ayam goreng dan berbagai jenis makanan siap saji bisa
membuat tekanan darah mereka meningkat.
Yang perlu diketahui adalah, keputusan seseorang menderita penyakit darah tinggi
atau tidak, bukan berdasar pada fakta sekali ukur di tensimeter. Sedikitnya, perlu
dilakukan tiga kali pengukuran untuk memastikan tekanan darahnya benar-benar
akurat. Pasalnya, banyak hal yang bisa membuat tekanan darah meningkat. Di
samping itu, adalah tindakan bijaksana untuk tidak segera meminum obat penurun
tekanan darah kendati tekanan darah sedang naik. Sebaiknya, tunda minum obat
walau dokter sudah memberikan resepnya.
Sebab, tekanan darah tinggi palsu atau tidak akurat yang langsung diminumi obat
justru malah mengundang bahaya. Orang normal yang diberi obat darah tinggi,
bisa langsung lemas kondisi tubuhnya. Dampak meminum obat darah tinggi
kelewat dini bisa lebih buruk daripada membiarkannya beberapa hari dulu. Ingat,
stroke dan penyakit jantung koroner bukan Cuma datang saat tekanan darah
tinggi, tapi juga ketika tekanan darah terlalu rendah. Jangan lupa, obat
antihipertensi juga menyimpan sejumlah efek sampingan. Salah satunya membuat
suami impoten atau istri kehilangan gairah seksual. Makin kuat khasiat obat
antihipertensi, makin besar dampak yang dihasilkannya.
Perkembangan obat-obat darah tinggi mengalami perkembangan pesat, sehingga
dokter kini harus efektif memilih obat. Memilih obat yang tepat dan efektif,
sebenarnya tidak sulit karena prinsip dasar pengobatan darah tinggi itu
nonfarmakologi. Artinya, sebisa mungkin pasien disembuhkan tanpa menggunakan
obat. Upayakan agar bisa menurunkan tekanan darah tanpa obat, ini prinsip
pertama dalam kesehatan masyarakat. Artinya, harus dilakukan usahausaha seperti
diet yang baik, garam dikurangi, kolesterol dan lemak dikurangi.
Kemudian dengan melakukan olahraga itu akan bagus karena olahraga
memperbaiki endotel, dinding paling dalam dari pembuluh darah. Olahraga
sebagai salah satu langkah nonfarmakologi di dalam penanganan pasien-pasien
darah tinggi itu ternyata efeknya positif. Jika tekanan darah masih tinggi baru
dipikirkan obat-obat yang telah beredar. Obat-obatan ini banyak pilihannya. Tentu
saja pemilihan obatnya harus disesuaikan dengan karakter si penderita. Misalnya,
bagaimana jika dia mempunyai kolesterol bagaimana atau diabetes.
Di satu sisi, dokter pun harus bisa memilihkan obat yang tepat untuk pasiennya.
Kalau seorang dokter memilihkan obat yang mahal dan ternyata tidak terjangkau
oleh pasiennya, maka itu tidak ada artinya bagi si pasien, apalagi pengobatan
darah tinggi itu seumur hidup. Mesti ada skala pilihan. Tetapi, yang terpenting
adalah dokter harus punya tanggung jawab dan kompetensi untuk memberikan
yang terbaik pada pasiennya. Tekanan darah melonjak satu-dua hari adalah
lumrah buat orang modern. Setelah tidur sejenak, tekanan darah biasanya turun
lagi. Tubuh punya mekanisme sendiri untuk mengembalikan tekanan darah yang
berfluktuasi melebihi normal. Namun, kalau masih ingin melihat lebih detil lagi,
dianjurkan melakukan pemeriksaan laboratorium untuk melihat kadar gula darah,
fungsi ginjal, profil lemak, serta tes jantung.