Sunday, May 29, 2011

Gen Pengaruhi Pola Tidur

Banyak yang menduga bahwa kebiasaan bangun pagi atau siang,
disebabkan karena cepat atau lambatnya seseorang pergi tidur. Tapi menurut
penelitian, hal itu justru disebabkan pengaruh gen orang tersebut.
Para ilmuwan mengatakan mereka telah menemukan bukti lebih banyak bahwa
kebiasaan bangun pagi dan bangun siang, hal itu terjadi disebabkan oleh gen
perorangan. Peneliti mengatakan penemuan ini, telah membantu untuk
memahami lebih baik, bagaimana tubuh manusia bekerja dan pengaruhnya pada
gangguan tidur. Seperti kata orang, tidur lebih awal bangun juga lebih awal. Dalam
dunia peneliti masalah tidur bisa disebut sebagai penyakit, sama seperti gejala
yang dirasakan orang yang sulit tidur dimalam hari.
Tubuh manusia bekerja dengan siklus 24 jam. Mekanisme alamiah ini dikenal
dengan istilah ritme Circadian, yang menentukan berapa lama kita tidur dan
kapan. Para peneliti, termasuk ahli saraf Louis Ptacek dari The Howard Hughes
Medical Institute, menemukan suatu kerusakan dalam gen yang dikenal sebagai
Per2 yang mengatur ritme Circadian itu. Minggu ini dalam the Journal Nature, Dr.
Ptacek dan rekannya pada Howard Hughes Institute Universitas California di San
Fransisco melaporkan penemuan mutasi gen yang lainnya, yang dikenal sebagai
CK1 Delta.
"Jika anda bayangkan hal itu seperti perputaran roda-roda bergigi dalam jam,
kalau gerakannya terlalu cepat mungkin ada masalah dalam salah satu roda atau
dalam gen Per2, mungkin juga terjadi mutasi dalam roda yang berbeda, dalam
kasus ini, CK1 Delta." Jelasnya Para peneliti menemukan adanya gen yang rusak
dalam keluarga orang-orang yang bangun pagi. Ketika gen tersebut dimasukkan
kedalam tubuh tikus, binatang tersebut menunjukkan tingkah laku yang serupa.
Ketika gen yang sama di suntikkan kepada lalat buah, dapat mengacaukan ritme
circadian mereka. Dr. Ptacek mengatakan, menggunakan gen yang sama untuk
mempelajari tingkah laku spesies yang berbeda, mungkin akan mendorong
penemuan mekanisme molekular yang terlibat dalam gangguan tidur. Ia
memperkirakan, 3 dari 10 orang memiliki beberapa bentuk gangguan tidur.
Menurutnya, riset tentang gen yang mengatur jam tubuh dapat mengarah pada
ditemukannya obat gangguan tidur pada orang-orang itu. Seiring bertambahnya
usia, lanjutnya semua orang memiliki kecenderungan untuk tidur lebih awal dan
bangun lebih dini. Dalam beberapa kasus, hal tersebut menjadi masalah bagi para
manula yang terbangun ketika udara dingin, cuaca gelap dan kesepian. "Jadi,
penemuan yang kita kira normal dengan bertambahnya usia adalah contoh lain
dimana obat yang membantu kita menyesuaikan jam tubuh kita mungkin akan
memperbaiki kualitas hidup orang dengan lebih baik." katanya
Para peneliti mengatakan ke-6 anggota keluarga yang dipelajari itu karena bangun
lebih awal juga menderita asma, depresi dan sakit kepala. Ilmuan percaya mungkin
ada kaitan antara penyakit tersebut dengan gangguan tidur. Refleksiologi Tom
Feroah dari Medical College of Winconsin di Milwaukee, telah meneliti tikus-tikus
yang hampir identik satu sama lainnya dan menyimpulkan berbagai perbedaan
gen menyebabkan pola tidur yang berbeda.
Professor Feroah berkata, tidaklah mengherankan kalau orang-orang yang
menderita ganguan tidur menderita berbagai penyakit. Ia mengatakan, ritme
Circadian mengatur rangkaian jamjam kecil yang terdapat dalam tiap sel, yang
akhirnya mengatur sistim kekebalan, pengaturan suhu, hormon dan fungsi-fungsi
otak otak.
"Jadi, ada gabungan dari seluruh fungsi tubuh, dimana kita mencoba untuk tidur
diluar kebiasaan, karena terbiasa dengan TV atau karena ada lampu yang hidup
kita seakan-akan mengacaukan seluruh fungsi tubuh. Ini membuat kita merasa lebih
tertekan dan tidak mampu juga melepaskan stress, dan tidak tidur dengan baik,
tidak sembuh dengan normal kalau sakit dan memiliki kecenderungan menderita
penyakit," kata Feroah.
Orang-orang yang tidurnya tidak baik dan tidak bisa tidur lelap pada permulaan
tidur, menderita penyakit jantung lebih banyak, tekanan darah tinggi dan stroke,
kata para peneliti ini disebabkan gangguan pada system kekebalan.
Para peneliti berharap menemukan gen tidur lebih banyak. Studi laboratorium
sejauh ini menunjukkan perubahan kecil pada gen CK1 Delta menenangkan
kegiatan protein yang kelihatannya menggangu tidur. Ini mungkin kabar baik bagi
orang yang tidak bisa memperoleh tidur malam yang baik.