Sunday, May 29, 2011

Jagalah Hati Anda

Siapa sangka organ hati yang ada di tubuh manusia merupakan organ
yang terbesar dan mempunyai berat sekitar 1,3 kg itu mempunyai peranan yang
hebat. Dibalik kehebatan itu, ancaman penyakit hepatitis pun menusuk dari
belakang bila ia diabaikan. Anugerah Allah yang Maha Besar dengan
menciptakan organ hati di tubuh manusia, justru malah banyak dianggap remeh
oleh manusia yang memilikinya. Akibatnya pun jelas, jika sering merasa mual-mual,
nyeri sendi dan otot serta merasa lemah dan pusing, urin berwarna coklat
kehitaman (seperti air teh), mata kuning, waspadalah karena mungkin saja Anda
menderita hepatitis.
Hepatitis adalah peradangan pada sel-sel hati. Hati adalah organ tubuh yang
mempunyai banyak fungsi, seperti untuk menyaring sari makanan dan melindungi
tubuh terhadap infeksi, dan menyimpan energi penggerak otot-otot, mengatur
kadar gula darah, kolesterol, hormon, dan enzim-enzim. Oleh karena itu, jika hati
Anda terserang virus hepatitis sebaiknya cepatcepat berkonsultasi ke dokter.
Penyebab penyakit hepatitis yang paling banyak terjadi adalah karena virus. Virus
hepatitis yang sudah ditemukan sudah cukup banyak dan digolongkan menjadi
virus hepatitis A, B, C, D, E, G, dan TT. Walaupun demikian, yang saat ini harus paling
diwaspadai adalah virus hepatitis A (VHA), B (VHB), dan C (VHC).
Hepatitis yang disebabkan VHA umumnya tidak tergolong serius dan penderita
umumnya bisa segera sembuh. Walaupun demikian, bisa saja terjadi keadaan
ganas (fulminan) yang mengakibatkan kematian.
VHB dan VHC dapat menimbulkan penyakit akut dan kronik. Pada keadaan kronik,
virus tersebut dapat menyebabkan kerusakan sel-sel hati yang menetap dan serius.
Bahkan, dalam jangka panjang penderita bisa terserang sirosis hati (pengerasan selsel
hati) yang kronik. Sebagian besar penderita hepatitis tidak memperlihatkan
gejala apapun. Sebagian lagi hanya merasakan gejala seperti flu, yakni pusing,
kehilangan selera makan, mual, muntah, demam, dan mudah lelah. Hanya melalui
pemeriksaan darah maka akan diketahui apakah darah Anda mengandung virus
atau tidak.
Hepatitis A bisa ditularkan melalui makanan dan minuman yang tidak higienis.
Selain itu, makanan laut seperti tiram, kerang, keong, atau salad, buah-buahan,
dan makanan mentah yang telah tercemar VHA merupakan sumber penularan
yang tidak disadari. Bagaimana dengan hepatitis B? Kira-kira 10% kasus infeksi
hepatitis B akan berubah menjadi hepatitis kronis (lebih dari 6 bulan) dan sebagian
dari penderita hepatitis kronis tersebut dapat mengalami sirosis hati (penciutan dan
pengerasan hati) dan kanker hati. Sedikitnya setiap tahun sejuta orang meninggal
akibat penyakit ini. Kelompok yang paling berisiko tinggi tertular VHB, yaitu bayi
yang baru lahir dari ibu pengidap hepatitis B, tenaga kesehatan seperti dokter dan
perawat, calon penerima transfusi darah, pasien hemodialisa (cuci darah),
pecandu narkotika, pelacur, orang yang menggunakan alat tatoo dan tindik
telinga, serta akupuntur. Penularan penyakit bisa lewat jarum suntik bekas pakai,
sikat gigi, pisau cukur, jarum, tusuk kuping, dan lain-lain.
Hepatitis C kini sedang naik daun. Jumlah penderitanya semakin meningkat seiring
dengan peningkatan jumlah pemakai obat-obat terlarang. Yang lebih
menyedihkan lagi, AIDS dan hepatitis C pun kini seiring sejalan. Artinya, bila
seseorang ditemukan menderita HIV positif, maka biasanya ia pun menderita
hepatitis C.
Sebenarnya tidak ada pengobatan khusus bagi penderita hepatitis akut. Sebagian
besar penderita akan sembuh dengan sendirinya, terkadang bahkan sebelum ia
menyadari menderita hepatitis.
Tentu saja tidak semuanya berjalan semulus itu. Pada sebagian penderita, hepatitis
akan muncul dengan berbagai gejala. Pada keadaan tersebut, tentu kita harus
mengupayakan kondisi yang sebaik mungkin yang dapat menunjang kesembuhan
penderita. Kunci utama adalah nutrisi yang baik dan istirahat yang cukup.
Berbeda dengan penderita hepatitis kronik. Pada penderita kronik aktif, kita harus
bertindak lebih aktif pula. Selain istirahat dan nutrisi, penderita juga diberikan obatobatan.
Saat ini, sudah ada beberapa jenis obat yang cukup bermanfaat dalam
proses penyembuhan penderita. Vaksin hepatitis A dan B kini sudah tersedia di
Indonesia. Karena hepatitis B memiliki bahaya yang lebih besar (mengingat ia bisa
menjadi kronik), maka pemerintah telah melakukan pemberian vaksinasi hepatitis B
pada bayi secara gratis di posyandu.
Selain itu, gaya hidup sehat harus diterapkan. Hindari pergaulan bebas dan
pemakaian obatobat terlarang. Jarum suntik merupakan metode penularan yang
sangat hebat bila dipakai bersama-sama. Bagi penderita dianjurkan untuk
memakai kondom bila berhubungan dengan pasangannya. Hal ini berguna untuk
mengurangi risiko terjadinya penularan.
Organ hati merupakan salah satu organ yang mempunyai kemampuan pemulihan
yang besar. Tapi untuk melakukan pemulihan tersebut, ia memerlukan dukungan
asupan nutrisi yang baik. Oleh karena itu, asupan nutrisi yang baik merupakan
pondasi tata laksana penderita pada sebagian kasus penyakit hati.
Nutrisi yang seimbang baik dari segi kalori, karbohidrat, protein dan lemak, akan
membawa pengaruh yang baik untuk memperbaiki kerusakan sel hati. Pada tingkat
tertentu, kerusakan sel hati masih bisa diperbaiki dengan cara memproduksi sel hati
baru yang sehat. Istilah sirosis hati merujuk pada keadaan dimana sel-sel hati yang
sehat telah digantikan oleh jaringan parut. Akibatnya, fungsi hati tentu saja
terganggu. Gangguan hati kronik ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti
radang hati (hepatitis), sumbatan kandung empedu dan juga akibat paparan
substansi berbahaya termasuk alkohol.
Pada jaman dahulu, diet rendah protein diberikan pada penderita sirosis hati
dengan maksud untuk menghindarkan risiko terjadinya peninggian kadar amonia
darah yang berbahaya. Padahal, penderita sirosis hati seringkali mengalami
penurunan nafsu makan, mual dan muntah. Akibatnya, penderita mengalami
penurunan berat badan dan kekurangan protein. Pemberian protein pada
penderita sirosis memang cukup memusingkan. Kelebihan protein dapat
mengakibatkan peningkatan amonia darah yang berbahaya, sedangkan
kekurangan protein akan menghambat penyembuhan sel hati.
Saat ini para dokter lebih memilih untuk memberikan diet tinggi kalori tinggi protein
dengan maksud agar sel-sel hati dapat beregenerasi. Sedangkan untuk mengontrol
tingkat amonia darah digunakan laktulosa dan/atau suatu jenis antibiotik yang
bernama neomisin. Selain hal-hal di atas, ada beberapa hal lagi yang perlu
diperhatikan oleh penderita sirosis hati, misalnya pengurangan konsumsi garam.
Untuk itu tingkatkan konsumsi makanan segar dan hindari makanan awetan seperti
makanan kaleng.
Penderita sirosis juga bisa mengalami penyumbatan saluran empedu di dalam hati.
Akibatnya, empedu tidak bisa keluar dan lemak tidak bisa diserap. Pada keadaan
ini, penderita akan mengalami perubahan defekasi (buang air besar) yang disebut
steatore. Bila hal ini terjadi, lemak sebaiknya diganti dengan lemak trigliserida rantai
sedang (medium chain triglycerides/MCT). MCT sangat baik digunakan karena
untuk penyerapannya jenis lemak ini tidak terlalu tergantung pada keberadaan
asam empedu.
Saat ini telah tersedia produk nutrisi khusus yang diformulasikan untuk para
penderita gangguan hati. Salah satunya adalah Hepatosol yang juga mengandung
Trigliserida Rantai Sedang (MCT).
Hati dan makanan merupakan dua hal yang tidak dipisahkan dalam kehidupan
manusia. Apapun yang kita makan, hirup, bahkan serap melalui kulit akan masuk
dan mengalami berbagai proses di dalam hati. Hampir 90% darah yang melalui
lambung dan usus halus akan membawa nutrisi masuk ke dalam hati. Nutrisi tersebut
akan diubah oleh hati menjadi substansi yang dapat dipergunakan oleh tubuh.
Karena itu, nutrisi yang baik tentu akan membawa pengaruh yang baik pula.
Organ hati memang organ yang hebat. Gangguan nutrisi tidak mudah untuk
menimbulkan gangguan pada hati. Sebaliknya, kerusakan hati kronik akan
menyebabkan gangguan nutrisi dan menimbulkan keadaan malnutrisi. Satusatunya
minuman yang sangat berhubungan dengan gangguan hati adalah
alkohol.
Selain insulin (yang dihasilkan oleh pankreas), metabolisme gula darah juga sangat
dipengaruhi oleh hati. Karbohidrat yang kita makan akan diproses dan disimpan
sebagai glikogen di dalam hati. Glikogen akan dilepaskan saat kita sedang tidak
makan (misalnya di antara dua waktu makan) atau saat tubuh kita sangat
memerlukan tambahan energi. Pengaturan yang baik dan seimbang akan
menghindarkan kita dari peningkatan kadar gula darah yang berlebih
(hiperglikemia) dan juga penurunan kadar gula darah (hipoglikemia). Tanpa
mekanisme simpan dan lepas ini, tentu kita harus makan secara terus menerus untuk
menjaga kadar gula darah kita dalam tingkat yang normal.
Metabolisme protein dalam tubuh j uga sangat memerlukan kehadiran organ hati.
Protein akan mencapai hati dalam bentuk yang paling sederhana yaitu asam
amino. Setelah mencapai hati, asam amino bisa diubah dan dipakai sebagai
sumber energi, disimpan sebagai cadangan, atau diubah menjadi urea untuk
dibuang melalui urin.
Protein tertentu akan diubah menjadi amonia di dalam usus halus kita. Proses
perubahan ini melibatkan bakteri usus. Amonia bersifat toksik (racun) bagi tubuh
sehingga harus dibuang. Untuk membuangnya, amonia harus dipecah dan diubah
terlebih dahulu menjadi urea. Dan siapa lagi yang mampu melakukan hal itu
kecuali organ hati kita yang mumpuni. Lemak, suatu istilah yang seringkali
menakutkan pendengarnya. Padahal lemak tidak selalu jelek dan bahkan sangat
kita butuhkan. Lemak yang kita makan tidak bisa dicerna tanpa bantuan empedu
yang diproduksi oleh sel hati.
Kalau kita sering mendengar istilah kandung empedu, maka organ tersebut
sebenarnya tidak membuat empedu. Dia hanya menyimpan empedu yang dibuat
oleh hati.
Empedu akan menghancurkan lemak menjadi tetesan kecil (droplet) sehingga
dengan bantuan enzim pencernaan dapat diserap dan dipakai oleh tubuh. Setelah
tugasnya selesai, empedu akan kembali diserap oleh usus halus kita dan
dikembalikan kembali ke hati untuk didaur ulang kembali menjadi empedu. (to/is)