Sunday, May 29, 2011

Mie Instan Berbahaya bagi Penderita Darah Tinggi

Sifatnya yang siap saji dan hanya membutuhkan air membuat mieinstan menjadi idola bagi banyak kalangan. Namun, mie yang minim gizi ituternyata berbahaya bagi penderita darah tinggi, maag dan autis.Dewasa ini kian banyak orang yang mempercayakan urusan perutnya padasebuah sajian yang bernama 'mie instan.' Tiap kali berbelanja ibu-ibu tak lupamenyisipkan mie instan dalam daftar kebutuhannya, anak-anak kos selalumenyimpan beberapa bungkus mie instan untuk mencegah kelaparan di malamhari, para pecinta olahraga gunung pun turut memasukkan mie instan sebagailogistik wajib.Menurut sejarahnya, mi instan mula-mula tercipta di Jepang pada Perang Dunia II.Waktu itu tujuan penciptaan mi instan adalah untuk memenuhi logistik perang.Syarat ransum perang adalah sesuatu yang praktis, tahan lama disimpan, danmudah disiapkan. Dalam bahasa Jepang mi disebut sebagai ramen.Mi instan belum dapat dianggap sebagai makanan penuh (wholesome food)karena belum mencukupi kebutuhan gizi yang seimbang bagi tubuh. Mi yangterbuat dari terigu mengandung karbohidrat dalam jumlah besar, tetapi sedikitprotein, vitamin, mineral dan serat.Hal yang perlu diingat adalah fungsi pemenuhan kebutuhan gizi mi instan hanyadapat diperoleh jika ada penambahan sayuran dan sumber protein. Jenis sayuranyang dapat ditambahkan adalah wortel, sawi, tomat, kol, atau tauge. Sumberproteinnya dapat berupa telur, daging, ikan, tempe, atau tahu.Satu takaran saji mi instan yang berjumlah 80 gram mampu menyumbangkanenergi sebesar 400 kkal, yaitu sekitar 20 persen dari total kebutuhan energi harian(2.000 kkal). Energi yang disumbangkan dari minyak berjumlah sekitar 170-200 kkal.Hal lain yang terkadang kurang disadari adalah kandungan minyak dalam mi instanyang dapat mencapai 30 persen bobot kering. Hal ini perlu diwaspadai bagipenderita obesitas atau orang yang sedang dalam program penurunan beratbadan.Jadi, wajar jika mie instan disukai, karena selain praktis, cepat, lezat dan murah.Namun tahukah anda bahwa mie instan tak mempunyai kandungan gizi yangcukup dan bahkan zat additivenya (tambahan) tak baik untuk wanita yang tengahhamil dan juga balita. Dalam masyarakat Cina merupakan simbol panjang umurkarena bentuknya yang panjang jenis dan bahan pembuatnya bermacammacam.Ada mie instan, mie kering, mie basah, mie rebus, yang dibuat dari terigu(gandum). Ada juga bihun, yang dibuat dari tepung beras. Lalu soun, yang dibuatdari pati tepung kacang hijau.Ada juga yang dibuat dari campuran tepung terigu dan beras, tepung tapioka,tepung kentang atau tepung soba. Tapi yang paling populer tentu mie instat,dengan berbagai merk dan citra rasanya, baik dalam kemasan plastik polietilenmaupun polistiren (stirofoam), dalam bentuk cangkir atau mangkuk.Mie instant sebenarnya bentuknya sangat panjang, namun saat pemprosesan iadilipat, digoreng dan dikeringkan dalam oven panas. Penggorengan inilah yangmembuat mie mengandung lemak. Bahan baku utama mi instant memang tepungterigu, namun, selama proses pembuatannya, dipakai juga minyak sayur, garam,natrium polifosfat (pengemulsi, penstabil dan pengental), natrium karbonat dankalium karbonat (keduanya pengatur keasaman), tartrazine (pewarna kuning).Kadang natrium polifosfat dicampur guar gum. Bahan lain misalnya karamel,hidrolisat protein nabati, ribotide, zat besi dan asam malat yang fungsinya tidakjelas. Selain minyak sayur, ada pula food additive, yaitu bahan-bahan kimia yangditambahkan ke dalam proses pengolahan makanan, dengan tujuan agarmakanan tersebut memiliki sifat-sifat tertentu. Bumbu mie, misalnya garam, gula,cabe merah, bawang putih, bawang merah, saus tomat, kecap, vetsin (MSG) sertabahan cita rasa (rasa ayam, rasa udang, rasa sapi) juga banyak menggunakanadditive. Belum lagi stirofoam dalam mie gelas, yang dicurigai bisa menyebabkankanker.Meski risiko kesehatan akibat additive tak langsung kelihatan, namun menurutArlene Eisenberg, dalam buku What to Eat When You're Expecting, ibu hamilsebaiknya menghindari makanan yang banyak mengandung additive. Bagi balita,bahan-bahan yang sebenarnya tak dibutuhkan tubuh ini juga bisa memperlambatkerja organ-organ pencernaan. Selain itu juga kandungan utama dari mie adalahkarbohidrat. Lalu ada protein tepung (gluten), dan lemak, baik yang dari mienyasendiri maupun minyak sayur dalam sachet. Jika dilihat komposisi gizinya, miememang tinggi kalori.Kelemahan dari konsumsi mi instan adalah kandungan natriumnya yang tinggi.Natrium yang terkandung dalam mi instan berasal dari garam (NaCl) dan bahanpengembangnya. Bahan pengembang ini yang umum digunakan adalah natriumtripolifosfat, mencapai 1,05 persen dari bobot total mi per takaran saji. Natriummemiliki efek yang kurang menguntungkan bagi penderita penyakit maag danpendenita hipertensi.Bagi penderita maag, kandungan natrium tinggi menetralkan lambung, sehinggalambung akan mensekresi asam yang lebih banyak untuk mencerna makanan.Keadaan asam lambung tinggi akan berakibat pada pengikisan dinding lambungyang menyebabkan rasa perih. Bagi penderita hipertensi, natrium akan makinmeningkatkan tekanan darah karena ketidakseimbangan antara natrium dankalium (Na-K) di dalam darah dan jaringan.Kelemahan lain mi instan adalah tidak dapat dikonsumsi oleh penderita autisme.Hal ini disebabkan mi instan mengandung gluten, substansi yang tidak seharusnyadikonsumsi oleh penderita autisme. (to/berbagai sumber)