Wednesday, June 1, 2011

Stres Menyebabkan Otak Mengecil

Hidup dalam keadaan stres ternyata tidak hanya bisa mempengaruhi
kemampuan berpikir dan daya ingat karena otak mengecil, tapi juga membuat daya
tahan tubuh semakin buruk dan memudahkan penyakit masuk ke dalam tubuh.
Penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa hormon stres seperti kortisol, akan
meningkatkan resiko untuk menderita hipertensi, penyakit jantung, dan sebagainya.
Ternyata bukan itu saja, penelitian terbaru yang dilaporkan dalam Jurnal
Psychoneuroendocrinology, edisi Desember ini,mengatakan bahwa hormon stres juga
akan membuat otak mengecil. Hormon stres yang tinggi akan membuat daya ingat
menurun dan hippokampus (bagian di otak) akan mengecil. Hippokampus ini
merupakan bagian otak yang berfungsi dalam proses belajar dan daya ingat.
Penelitian yang dilakukan hingga 6 tahun ini, mengukur kadar kortisol dalam
sekelompok orang dewasa. Ditemukan, orang yang mempunyai kadar kortisol yang
tinggi secara terus menerus akan mempunyai test daya ingat yang lebih buruk dengan
dengan orang yang mempunyai kadar kortisol rendah hingga sedang. Selain itu,
paparan yang lama terhadap kadar kortisol yang tinggi akan membuat daerah
hippokampus di otak, mengecil sebanyak 14%. Mungkin ini dapat menjelaskan
mengapa pada beberapa orangtua menunjukkan daya ingat maupun kemampuan
berpikir yang buruk, sedang orangtua lainnya menunjukkan sebaliknya.
Bagaimana pengaruh kortisol terhadap anak-anak? Peneliti menemukan, peningkatan
kortisol secara temporer mempengaruhi kemampuan berpikir dan daya ingat, tapi ini
hanya terjadi secara temporer pula. Penelitian lain menunjukkan bahwa anak dan
remaja yang berasal dari golongan sosial ekonomi lemah menunjukkan kadar hormon
stres yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang berasal dari golongan sosial
ekonomi yang lebih mampu. Ini menunjukkan bahwa stres dapat mempengaruhi fungsi
otak, tanpa melihat pada usia. Dan stres dapat terjadi pada semua kelompok usia
yang akan mempengaruhi fisik maupun mental penderitanya.
Sementara itu, penelitian lain yang dilakukan oleh para peneliti dari Australia
membuktikan bahwa ada kaitan ilmiah antara tekanan emosional dan sakit. Mulai dari
masuk angin biasa hingga kanker. Kelompok peneliti dari Gervan Institute, Sydney,
pekan lalu, mengumumkan mereka menemukan hormon yang dilepaskan ke tubuh
saat orang dilanda stres, yakni neuropeptide Y (NPY) merongrong sistem kekebalan
tubuh. Sehingga, membuat anda jatuh sakit.
"Sampai kini ada bukti kuat kaitan antara otak dan sistem kekebalan. Namun pada
saat ini kita telah mendapatkan koneksi itu, Saat stres, saraf melepaskan banyak NPY.
Hormon itu masuk ke aliran darah, tempat hormon tersebut menghuni sel-sel dalam
sistem kekebalan dan membinasakan patogen dalam tubuh. Bahwa stres membuat
anda sakit kini bukan lagi suatu mitos. Itu kenyataan dan kita perlu menghadapinya
dengan serius." ujar Fabienne Mackay Peneliti dari Australia.
Penemuan kelompok itu dipublikasikan dalam Journal of Experimental Medicine edisi
Senin. Para peneliti mengemukakan mereka berharap karya mereka akan
menghasilkan dua jenis intervensi terapeutik. Herbert Heerzog salah satu ilmuwan
lainnya, mengemukakan neuropeptide Y telah diketahui akan mempengaruhi tekanan
darah dan detak jantung. Namun temuan dampak hormon itu pada sistem kekebalan
telah membuka pintu baru untuk mengatasi berbagai penyakit.
"Stres membuat anda lebih rentan saat anda, misalnya terkena flu, dan bahkan dalam
situasi yang lebih serius, seperti kanker. Hormon itu dapat membuat sakit menjadi lebih
parah dalam situasi ini," kata dia kepada Radio ABC. Penyakit lain yang memiliki kaitan
dengan stres antara lain rhematoid arthritis, multiple scelerois, penyakit Crohn, diabates
tipe 1 serta lupus. Mackay menjelaskan, diperlukan waktu
Bertahun-tahun untuk mengembangkan obat guna menghadapi pengaruh NPY. Solusi
terbaik untuk jangka pendek adalah memerangi stres mereka. "Hal terbaik yang
dilakukan adalah menghilangkan stres dari kehidupan kita dengan cara
mengorganisasi kembali cara hidup kita. Mengubah gaya hidup kita dan
menggunakan berbagai cara, seperti yoga dan relaksasi, semampu kita," katanya.
(to/is)