Friday, May 27, 2011

Anak-anak pun Bisa Terkena Diabetes

Mungkin banyak orang yang menduga bahwa penyakit diabetes
hanya menyerang orang-orang dewasa. Padahal, kenyataannnya, penyakit yang
tidak bisa disembuhkan ini juga bisa menghinggapi kalangan anak-anak.
Penyakit kencing manis memang perlu diwaspadai terlebih bila menyerang pada
anak-anak. Dua tahun terakhir jumlah anak penderita diabetes yang umumnya
berupa diabetes melitus tipe 1 (DM1) melonjak. Repotnya, gejala penyakit tersebut
pada anak juga kerap terselubung sehingga sangat sulit untuk didiagnosis. Hal
tersebut dikatakan, Ketua Ikatan Keluarga Diabetisi Anak dan Remaja (Ikadar)
sekaligus staf Divisi Endokrin di RSCM, Bambang Triadjaja dr SpA(K), dua tahun
terakhir jumlah anak penderita diabetes tipe 1 meningkat pesat.
"Di Jakarta, di RSCM khususnya, sebelumnya hanya menerima dua sampai tiga
kasus baru per tahun. Itu umumnya karena keturunan. Akan tetapi, sepanjang
tahun 2004 kami menerima 23 kasus baru atau hampir sepuluh kali lipat
peningkatannya. Tahun 2005 ini sampai bulan April saja sudah ada 14 kasus baru.
Padahal, tahun 1970-an hingga 1990-an tidak demikian pesat," ujarnya
Ia berharap, peningkatan kasus dikarenakan kewaspadaan para dokter dalam
mendiagnosis penyakit tersebut. Bagi dokter yang tidak terbiasa memang rawan
keliru mendiagnosis karena gejalanya mirip dengan gejala penyakit lain. Biasanya
pasien datang dengan gejala muntahmuntah sehingga didiagnosis muntaber.
Padahal, muntaber dengan muntah karena penyakit gula sangat berbeda,
termasuk cairannya. Terkadang anak datang dengan sesak sehingga diagnosis
radang paru.
Menurutnya, kemungkinan lain yang dikhawatirkan dari fenomena lonjakan
penderita itu ialah adanya dampak lanjutan dari virus pemicu. Bambang
mengatakan, setiap anak penderita diabates tipe 1 harus mempunyai gen
berbakat dan dicetuskan oleh pencetus yang sesuai.
"Pencetus yang sesuai dalam teori antara lain adalah virus coxsackie. Dua atau tiga
tahun lalu muncul hand foot and mouth disease atau flu Singapura yang
disebabkan virus coxsackie. Cukup banyak penderitanya, 1-2 kasus baru setiap
bulannya. Dikhawatirkan, efek dari serangan virus itu baru muncul sekarang,"
ujarnya.
Ia mengatakan, virus coxsackie mempunyai kode mirip dengan pankreas sebagai
pembuat insulin. Ketika virus itu menyerang, tubuh akan membuat antibodi.
Antibodi akan menyerang unsur yang kodenya sama, termasuk pankreas.
Akibatnya, pankreas ikut rusak. Setelah 80 persen pankreas sebagai penghasil insulin
rusak, baru muncul gejala diabetes.
Jika dibiarkan, sebagian besar anak penderita DM1 akan masuk dalam fase gawat,
yakni ketoasidosis (darah menjadi asam karena akumulasi keton dalam jaringan
serta cairan tubuh) yang dapat berujung kepada kematian.
Selain itu, semakin tinggi gula darah semakin kacau pula sistem penjagaan
keseimbangan cairan tubuh sehingga anak dehidrasi berat. Sangat rendahnya
gula darah membuat anak sesak napas. Umumnya, kasus diabetes tipe 1 pada
anak di Jakarta diketahui karena kasus emergensi tersebut. (to/snr)