Sunday, May 29, 2011

Musik Baik untuk Jantung

Bila anda penggemar musik, mulailah memilih musik yang tepat untukkesehatan anda, karena menurut sebuah penelitian, musik mempunyai pengaruhyang sangat signifikan terhadap kesehatan tubuh manusia.Musik memang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Banyak orang tidak bisatidur jika tidak diringi musik saat mau tidur. Atau para pengemudi bakal merasajenuh menyetir bila tidak ditemani musik dalam perjalanan. Bahkan, saat beraktifitasdi kantor pun, musik mempunyai peranan penting dalam membangun gairahsemangat kerja para karyawan. Menurut sebuah penelitian, mendengar musikternyata berpengaruh terhadap kesehatan. Misalnya, mendengar musik bertempolambat atau meditatif membawa dampak bisa menenangkan perasaan orang,serta memperlambat nafas dan kecepatan jantung mereka.Sementara, mendengarkan musik yang lebih cepat dengan tempo yang lebihmenghentak memiliki dampak berlawanan, yakni mempercepat pernafasan dandetak jantung, demikian kesimpulan sebuah studi baru yang dimuat dalam jurnalHeart. Studi itu mendukung badan riset tentang potensi keuntungan musik yangmengurangi stres bagi kesehatan. Riset lain menunjukkan musik dapatmenghilangkan stres, memperbaiki kinerja atletik, meningkatkan gerakan padapasien yang mengalami gangguan syaraf akibat stroke atau penyakit Parkinson,dan bahkan meningkatkan produksi susu pada hewan perah, kata Dr. Peter Sleightdari Universitas Oxford di Inggris dan koleganya dalam laporan mereka.Dalam studi baru itu, para peneliti memantau kecepatan pernafasan, tekanandarah dan indeks pernafasan dan jantung yang lain, pada 24 pria dan wanitasehat, sebelum dan selama mendengarkan beberapa petikan jenis musik yangberbeda, termasuk musik klasik yang cepat dan lambat dengan kompleksitas yangberbeda serta musik rap. Mereka juga memantau subyek selama istirahat tidakmendengarkan musik selama dua menit. Setengah dari subyek merupakan musisiterlatih, sedangkan setengahnya lagi tidak mendapatkan latihan musik. Parapeneliti melaporkan bahwa mendengarkan musik memproduksi tingkat getaranyang bervariasi, mempercepat pernafasan, meningkatkan tekanan darah dandetak jantung yang sebanding dengan tempo musik dan mungkin kompleksitasritme.Gaya musik atau kesukaan musik seseorang tampaknya kurang penting dibandingtempo musik. Mereka juga menemukan bahwa ketenangan disebabkan oleh ritmeyang lebih lambat dan, secara menarik, oleh jeda atau istirahat dalam musik.Mengistirahatkan musik selama dua menit menyebabkan kondisi relaksasi yanglebih besar dibanding yang terlihat sebelum mulai mendengarkan musik. Dampakitu terjadi pada orang yang mendapatkan pelatihan musik, mungkin karenamereka telah belajar untuk menyamakan nafas mereka dengan segmen musik."Musisi bernafas lebih cepat dengan tempo yang lebih cepat, dan memiliki dasarkecepatan bernafas yang lebih lambat dibanding non-musisi," kata Dr. Sleight.Sleight dan mitranya berspekulasi bahwa musik mungkin memberikan kesenangan(dan mungkin keuntungan bagi kesehatan) sebagai akibat alterasi yang terkendaliantara getaran dan relaksasi. Mereka menyimpulkan bahwa pemilihan jenis musikyang tepat, berganti-ganti antara ritme lambat dan cepat dengan diselingidengan jeda dapat dimanfaatkan untuk menimbulkan relaksasi dan mungkin,karena itu, memberi dampak menguntungkan bagi penderita jantung dan stroke.Penderita Jantung dan Darah Tinggi Hindari Vitamin B Pada penelitian lain seputarjantung yang dilakukan di Swedia, disimpulkan bahwa mengkonsumi Vitamin Buntuk mencegah serangan jantung dan darah tinggi bukanlah tindakan yang baikdan bahkan bisa berbahaya.Sebelumnya para ahli sempat berpendapat vitamin B bisa mengurangi unsur darahyang disebut 'vitamins homocysteine', yang memiliki keterkaitan dengan resikoserangan jantung. Namun pendapat ini dimentahkan dengan sebuah penelitianterbaru yang memperlihatkan konsumsi vitamin B tak ada gunanya walau memangbisa menurunkan homocysteine.Penemuan ini dijabarkan dalam pertemuan Masyrakat Kardiologi Eropa yangberlangsung di ibukota Swedia, Stockholm dimana para peneliti dari NorwegianVitamin Trial atau NORVIT dari Universitas Troms Swedia meneliti sekitar 4.749penderita serangan jantung. Seluruh penderita dibagi ke dalam 4 kelompok danmasing-masing menerima perlakukan berbeda disamping pengobatan biasa yangsedang mereka jalani. Keempat grup mendapat Vitamin B, Vitamin B6, dangabungan dua Vitamin tersebut, selain obat biasa selama 3 tahun.Setelah 3 setengah tahun berselang, kelompok yang mengkonsumsi Vitamin B dankelompok dengan Vitamin B6 menghadapi peningkatan kecil dalam resikokardiovaskular. Namun kelompok yang mengkonsumsi kedua vitamin menghadapiresiko peningkatan serangan jantung dan darah tinggi sebesar 20 persen meskipuntingkat homocysteine mereka turun sampai 30 persen.Hasil tersebut menunjukkan peningkatan 40 persen resiko pada kelompok yangmengkonsumsi Vitamin B, namun para peneliti itu menegaskan penyelidikan lebihlanjut tetap harus diperlukan. Profesor Kaare Harald Bonaa penulis laporanpenelitian mengatakan, hasil dari NORVIT penting karena resep Vitamin B dosistinggi dari dokter tidak bisa mencegah serangan jantung dan darah tinggi. "VitaminB seharusnya hanya diberikan kepada orangorang yang kekurangan Vitamin B,"kata Profesor Kaare.Sementara itu Profesor Peter Weissberg, Direktur Medis Yayasan Jantung Inggrismenganjurkan agar orang tidak mengkonsumsi Vitamin B untuk mencegahserangan jantung dan darah tinggi. Study tersebut justru memperlihatkan adanyapeningkatan serangan jantung dan darah tinggi. Vitamin B direkomendasikan bagiwanita hamil untuk mengurangi cacat pada kelahiran. (to/reuters/bbc)